Daerah  

Jaga kestabilan Harga Bapok, Pemkab Lotim Gelar Pasar Murah

Lombok Timur, MediaMe.id – Pemkab Lotim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lombok Timur menggelar event pasar murah di Taman Tugu Selong, Sabtu, (30/05/2020)

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan sembako di tengah Pandemi Covid-19.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Lotim, Mirza Sopian mengatakan kegiatan pasar murah itu digelar, selain untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok yang mengalami kenaikan di momen lebaran ini juga untuk memfasilitasi keterbatasan ruang gerak masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok di tengah pandemi covid-19 yang tengah mewabah.

“Pertama untuk stabilisasi harga karena ada beberapa bahan pokok yang naik cukup signifikan” ungkapnya, Sabtu (30/05).

Sopian menyebutkan, di antara bahan pokok yang mengalami kenaikan yang cukup siginifikan itu ialah gula pasir, bawang merah dan juga telur.

Untuk gula merah, lanjut Sopian, sudah 3 bulan berlangsung dengan harga Rp. 17 ribu, padahal harga eceran tertingginya ialah Rp.12 ribu. Kemudian juga bawang merah yang biasanya seharga Rp. 30 sampai 35 ribu di pasaran, sekarang bawang kering naik menjadi Rp.41. ribu.

“Kalau telur naik seribu rupiah perbutir” tambahnya.

Dijelaskan oleh Sopian bahwa kegiatan pasar murah tersebut sudah berlangsung selama tiga hari yang dilakukan di tiga kecamatan. Dimulai pada hari Kamis di kecamatan Sakra dan hari Jumat di kecamatan Masbagik dan hari ini di kecamatan Selong.

Sebetulnya, lanjut Sopian, Disperindag Lotim akan menggelar Pasar murah selama lima kali di bulan Mei, namun karena adanya kegiatan lain serta keterbatasan waktu maka hanya bisa dilakukan selama tiga kali. “Akan tetapi, InsyaAlllah akan kita lanjutkan di bulan Juni” kata dia.

Sopian mengaku, sebagian besar bahan pokok yang dijual i dalam kegiatan itu merupakan produk lokal, seperti Beras, Bawang, Telur dan terasi. Sementara produk-produk pabrikan seperti gula, Minyak goreng, sosis dan lainnya merupakan produk dari luar.

“Sebagian besar produk lokal. Kecuali yang tidak ada pabriknya kita ambil dari luar” ucap Sopian.

Berdasarkan item barang yang laku terjual, Sopian menyimpulkan bahwa rata-rata masyarakat antusias dengan kegiatan pasar murah tersebut.

Hal itu senada dengan tanggapan salah satu pengunjung bernam Siti Nurbaya dari desa Loang Tuna, kecamatan Labuhan Haji yang berharap kegiatan seperti itu dilakukan sesering mungkin.

Menurutnya, kegiatan pasar murah itu sangat membantu masyarakat, di samping harganya lebih murah juga karena mereka tidak perlu ke pasar untuk mendapatkan sembako untuk keperluan sehari-hari.

“Kalau tidak bisa sekali seminggu, sekali sebulan juga kami sangat senang” Tutupnya. (ME.red)