Daerah  

Bupati Loteng Tidak Adakan Sholat Id Di Masjid Dan Berlakukan PSBD Antisipasi 3000 PMI

Lombok Tengah, MediaMe.id – Menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1 syawal 1441 masehi Bupati Lombok Tengah Suhaili FT mengeluarkan sikap tegas terkait dengan segala bentuk kegiatan ibadah dan lainnya pada masa pandemi Covid-19 yakni tidak membolehkan beribadah di Masjid maupun di lapangan dan tetap mengacu pada protokol Covid-19, karena menyangkut keamanan masyarakat dari virus corona.

Hal ini bertentangan dengan Surat keputusan Bersama yang memberikan opsi membolehkan shalat idul fitri dilaksanakan meskipun dengan berbagai pertimbangan yang ada.

Bupati dua periode ini menyatakan, “Bukannya kami tidak mau ikuti Surat Keputusan Bersama SKB, namun hal ini, semata kami lakukan supaya masyarakat benar-benar terhindar dari ancaman virus corona,” tegasnya, saat rapat bersama Forkopimda Loteng, Senin malam (18/05/2020), di Pendopo Bupati Loteng.

Suhaili juga justru akan berlakukan Pembatasan Skala Berbasis Dusun (PSBD) dan meminta kepada semua jajaran, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah, Camat, Desa, Dusun dan RT harus perketat pengawasan terhadap virus itu.

“Keputusan kami, tidak ada shalat idul fitri di Masjid, tetap dirumah, tidak boleh takbiran di Masjid. Tidak boleh ada rekreasi, pasar mingguan ditutup, pasar harian bahan pokok di perketat sesuai SOP protokol. Untuk pertokoan kerahkan semua personil TNI-POLRI, Pol PP, OPD, bila perlu fungsikan Badan Keamanan Desa (BKD) untuk lakukan pengawasan, pastikan penjual dan pembeli gunakan masker, jika tidak kasih hukum push up,” tegasnya.

Ketua DPD Partai Golkar NTB ini menegaskan pihaknya, membuat keputusan demikian karena, dalam waktu dekat, sebanyak 3000 pekerja migran indonesia (PMI) asal Loteng akan dipulangkan dari negara patut diduga negara pandemi.

“Saya minta 3000 PMI itu penanganan prioritas, siapkan karantina, perluas lokasi rapid test, bila perlu pasar lakukan rapid test massal.

“Ini perlu kami sikapi, jangan sampai yang sebelumnya Loteng masih dikatakan aman, karena angka positif virus corona sedikit, lantas akan bertambah karena adanya keputusan itu,” kata dia.

Suhaili pun minta saran dan pendapat semua unsur. Karena, menurutnya, masih butuh waktu 1 bulan kedepan untuk membuat kondisi Loteng dinyatakan dinyatakan terbebas dari virus.

“Bila perlu berlakukan Lockdown tingkat dusun, terutama tugas berat kita beberapa hari kedepan yakni hadapi Idul Fitri, didalamnya shalat I’d, halal bihalal, belum rekreasi, belum lebaran ketupat. Ini harus diantisipasi,” ujarnya.

Suhaili mengaku, terdapat dua pilihan dalam kondisi pandemi, bisa dibilang sangat dilematis antara sisi ekonomi dan pandemi.

Terlebih, adanya seorang bayi umur 7 bulan dinyatakan positif. Padahal, bayi tersebut tidak ada riwayat perjalanan dan kontak erat dengan positif Covid-19, hanya penyakit pneumonia. Suhaili minta kaji betul bayi 7 bulan, apakah terpapar saat dirawat, ada tidak pasien lain yang dicurigai, karena menurut informasi dari salah satu RS tempat diperiksa, bayi tersebut langganan pneumonia dan dinyatakan positif.

“Jika sudah dikaji, maka masuk jangkitan transmisi lokal, ini saya buka supaya bisa sikapi. Jangan sampai lompatan kasus positif tinggi, terus kita tidak bisa tangani,” cetusnya sembari meminta tutup pasar di Pagutan, Batukliang karena sangat ramai, penjualnya dari berbagai daerah ramai pada jualan dari berbagai daerah. (ME.red)